PROJECT SMART GARDEN: MENGINTEGRASIKAN SOIL MOISTURE SENSOR, TEMPERATURE & HUMIDITY SENSOR, DAN LIGHT SENSOR
ALGORITMA DAN PEMROGRAMAN KASUS TEKNIK ELEKTRO
"PROJECT SMART GARDEN: MENGINTEGRASIKAN SOIL MOISTURE SENSOR, TEMPERATURE & HUMIDITY SENSOR, DAN LIGHT SENSOR"
Disusun Oleh :
Nama | : | Dzikri M. Noor Kholish Wafaq |
NPM | : | 10420405 |
Kelas | : | 3IB03 |
Dosen Pengampu | : | Antonius Irianto Sukowati |
Selamat datang di blog saya yang berjudul "Project Smart Garden: Mengintegrasikan Soil Moisture Sensor, Temperature & Humidity Sensor, dan Light Sensor dalam Mata Kuliah Algoritma dan Pemrograman Kasus Teknik Elektro". Dalam blog ini, saya akan membahas secara rinci tentang penggunaan sensor-sensor tersebut dalam merancang sistem smart garden. Saya akan memberikan gambaran simulai bagaimana algoritma dan pemrograman digunakan untuk mengumpulkan data dari soil moisture sensor guna mendeteksi kelembaban tanah yang optimal bagi pertumbuhan tanaman. Selain itu, saya juga akan membahas penerapan sensor temperature & humidity serta light sensor untuk memantau kondisi lingkungan tumbuh kembang tanaman agar dapat memberikan perawatan yang tepat. Melalui simulasi yang diberikan, harapannya pembaca dapat memperoleh pemahaman mendalam tentang integrasi teknologi pada smart garden ini menggunakan pendekatan algoritma dan pemrograman.
Dalam rancangan sistem "Project Smart Garden", cakupan utamanya adalah mengintegrasikan sensor soil moisture, temperature & humidity, dan light sensor untuk menciptakan kebun pintar yang cerdas. Sistem ini dirancang untuk memantau dan mengontrol kondisi lingkungan tanaman secara otomatis.
Cakupan rancangan sistemnya meliputi:
1. Sensor Soil Moisture: Digunakan untuk mendeteksi tingkat kelembaban tanah. Data yang diperoleh dari sensor ini akan digunakan sebagai indikator saat tanaman perlu disiram air.
2. Sensor Temperature & Humidity: Berfungsi untuk memonitor suhu dan kelembaban udara di sekitar tanaman. Informasi ini penting dalam menyesuaikan pengaturan penyiraman atau ventilasi pada area tumbuh kembang tanaman.
3. Light Sensor: Digunakan untuk mengukur intensitas cahaya di sekitar tanaman. Data dari sensor ini membantu mengoptimalkan waktu pencahayaan bagi pertumbuhan optimalnya.
Sedangkan dalam implementasi program menggunakan Arduino, cakupannya adalah sebagai berikut:
1. Pengambilan data dari masing-masing sensor menggunakan pin analog atau digital pada Arduino.
2. Program akan melakukan pembacaan nilai-nilai sensor secara periodik dengan menggunakan library khusus sesuai dengan jenis sensor yang digunakan.
3. Nilai-nilai tersebut kemudian dapat diproses oleh program Arduino untuk membuat keputusan-keputusan terkait kontrol seperti menyiram air kepada tanaman jika tingkat kelembaban rendah atau menyalakan lampu tambahan apabila intensitas cahaya kurang.
Implementasi program Arduino juga dapat melibatkan elemen lain seperti penggunaan relay untuk mengontrol pompa air atau lampu tambahan, serta komunikasi dengan perangkat eksternal melalui protokol komunikasi yang sesuai. Maka dari, itu berikut ini adalah perancangan secara lengkap.
Dalam gambar rancangan ini, kita dapat melihat sebuah
sistem otomatisasi yang menggunakan beberapa sensor untuk mengontrol pompa air,
lampu, dan kipas berdasarkan kondisi kelembapan tanah, intensitas cahaya, suhu,
dan kelembapan sekitar. Tujuan dari rancangan ini adalah untuk menciptakan
lingkungan yang optimal bagi pertumbuhan tanaman atau pengaturan ruangan secara
efisien.
Berikut ini adalah program Arduino Uno yang digunakan :
Berikut adalah penjelasan cara kerja sistem smart garden berdasarkan
program Arduino tersebut:
Program di atas menggunakan
beberapa sensor untuk mengontrol pompa air, lampu, dan kipas berdasarkan
kondisi kelembapan tanah, intensitas cahaya, suhu, dan kelembapan sekitar.
Berikut adalah penjelasan tentang cara kerja masing-masing sensor dan keluarannya:
1.
Sensor Kelembapan Tanah (Moisture Sensor):
·Sensor kelembapan tanah
dihubungkan ke pin analog A0 pada Arduino.
·Pada setiap iterasi loop,
nilai kelembapan tanah dibaca menggunakan fungsi analogRead(A0).
·Jika nilai kelembapan tanah
lebih rendah dari 700, pompa air akan diaktifkan dengan menyalakan pin 11 (digitalWrite(11,
HIGH)). Jika nilai kelembapan tanah lebih tinggi atau sama dengan 700, pompa
air dimatikan dengan mematikan pin 11 (digitalWrite(11, LOW)).
2.
Sensor Intensitas Cahaya (Light Sensor):
·Sensor intensitas cahaya dihubungkan ke pin analog A1 pada Arduino.
·Pada setiap iterasi loop, nilai intensitas cahaya dibaca menggunakan
fungsi analogRead(A1).
·Jika nilai intensitas cahaya lebih rendah dari 700, lampu akan
diaktifkan dengan mematikan pin 9 (digitalWrite(9, LOW)). Jika nilai intensitas
cahaya lebih tinggi atau sama dengan 700, lampu dimatikan dengan menyalakan pin
9 (digitalWrite(9, HIGH)).
3. Sensor Suhu dan Kelembapan
(DHT22 Sensor):
·Sensor suhu dan kelembapan DHT22 dihubungkan ke pin digital 8 pada
Arduino.
·Pada setup, sensor DHT22 diinisialisasi menggunakan objek DHT dht(8,
DHT22).
·Pada setiap iterasi loop, nilai kelembapan dan suhu dibaca menggunakan
fungsi dht.readHumidity() dan dht.readTemperature() secara berturut-turut.
·Terdapat beberapa kondisi untuk mengontrol kipas:
1). Jika kelembapan kurang dari atau sama dengan 50.00 dan suhu kurang dari atau sama dengan 36.00, kipas dimatikan dengan mematikan pin 7 (digitalWrite(7, LOW)).
2). Jika kelembapan kurang dari atau sama dengan 50.00 dan suhu lebih dari atau sama dengan 36.00, kipas diaktifkan dengan menyalakan pin 7 (digitalWrite(7, HIGH)).
3). Jika kelembapan lebih dari atau sama dengan 80.00 dan suhu lebih dari atau sama dengan 36.00, kipas diaktifkan dengan menyalakan pin 7 (digitalWrite(7, HIGH)).
4). Jika kelembapan lebih dari atau sama dengan 80.00 dan suhu kurang dari atau sama dengan 36.00, kipas diaktifkan dengan menyalakan pin 7 (digitalWrite(7, HIGH)).
Dengan menggunakan sensor kelembapan tanah, intensitas cahaya, dan suhu/kelembapan sekitar, program tersebut mengontrol pompa air, lampu, dan kipas untuk menjaga kondisi yang sesuai dengan ambang batas yang ditentukan.
Link wokwi.com :
https://wokwi.com/projects/369961845184395265
Referensi :
T. Thamaraimanalan, S. P. Vivekk, G. Satheeshkumar, and P. Saravanan, “Smart Garden Monitoring System Using IOT,” Asian J. Appl. Sci. Technol. (Open Access Q. Int. J., vol. 2, no. 2, pp. 186–192, 2018, [Online]. Available: www.ajast.net
C. Smart, V. Garden, and S. V. Garden, “workshop craft home Smart Vertical Garden,” pp. 1–4, 2016.
Proyek Taman Pintar ( Smart Garden Project). Retrieved 11 July 2023, from https://alfiansaffendi.blogspot.com/2023/07/proyek-taman-pintar-smart-garden-project.html?m=1
Komentar
Posting Komentar