PENGANGGURAN DAN INFLASI
A. INFLASI
Semakin kesini, semakin kita menyadari bahwa
ada negara yang sangat kaya dan makmur, dan ada pula yang tidak. Dan masih
banyak juga orang keterbatasan ekonomi dalam suatu negara, terutama di negara
berkembang seperti negara kita. dari sini, apakah tidak ada cara untuk
memberantas kemiskinan? Dan, kenapa negara kita tidak mencetak uang
sebanyak-banyaknya saja?
Kadang kita berpikir jika mencetak uang yang
banyak, akan mendatangkan kesejahteraan “secara ekonomi”. Tapi, sebenarnya itu
justru mendatangkan masalah baru. Oleh karenanya, negara jarang mencetak uang
yang berlebihan. Intinya, kita tidak bisa mencetak uang sebanyak-banyaknya,
karena hal itu bisa mengakibatkan kenaikan harga barang, dan penurunan “nilai”
uang itu sendiri, atau yang biasa disebut sebagai inflasi.
Pendeknya, dalam suatu pasar, pasti ada
kegiatan jual dan beli. Jadi, perputaran uang itu menumbuhkan ekonomi.
Simpelnya, negara akan mencetak uang berdasarkan kebutuhan permintaan dan
penawaran yang terjadi dalam pasar. Nah, jadi banyaknya jumlah uang yang beredar
dan jumlah barang yang dibutuhkan harus lah seimbang. Lalu, bisa dibayangkan
apa yang terjadi kalau uang yang dicetak terlalu banyak?
Jika pemerintah mencetak terlalu banyak uang,
kita akan juga memiliki lebih banyak uang dan tentunya membuat kemampuan
membeli barang semakin tinggi. Maka secara tidak langsung, kita harus
menghabiskan uang untuk membeli barang. Alhasil, harganya pun menyesuaikan,
jadi lebih tinggi.
Fakta uniknya, cukup banyak negara di dunia
ini, pernah mengalami inflasi parah, akibat mencetak uang yang terlalu
berlebihan. Negara-negara ini mengalami krisis yang sangat sangat sangaaat
parah. Salah satunya adalah negara Jerman setelah kalah pada perang dunia
pertama dan harus membayar kerugian perang. Saking tidak berharganya, uang
disana dipakai untuk mainan, menyalakan api kompor, hingga jadi penghias
dinding di rumah!
Selain itu juga ada negara Zimbabwe. Salah satu
negara di Afrika. Negara ini pernah mengalami krisis yang sangat parah,
contohnya harga telur disana bisa mencapai angka milyaran dollar Zimbabwe,
sangat fantastis. Karena uang terlalu banyak, membuat orang harus membeli
barang demi menghabiskan uangnya. Makanya, tak heran harga telur saja bisa jadi
milyaran dollar.
Dan tak ketinggalan juga, negara Hungaria setelah
perang dunia kedua yang pernah memiliki kertas uang yang bernilai nominal 1
milyar trilliun (1.000.000.000.000.000.000.000) yang menjadikan inflasi
terparah sepanjang sejarah.
1.
Penggolongan Inflasi
Menurut laju inflasi pertahun Inflasi dibedakan
menjadi beberapa macam, yaitu:
a.
Inflasi ringan (dibawah 10% setahun)
b.
Inflasi sedang (antara 10% - 30% setahun)
c.
Inflasi berat (antara 30% - 100% setahun)
d.
Hiperinflasi (diatas 100% setahun)
Atas dasar sebab terjadinya Inflasi
Berdasarkan penggolongan ini, inflasi dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu (sukirno, 1997, hal.303) :
a.
Demand pull inflation
Yaitu inflasi yang timbul karena permintaan
masyarakat akan berbagai barang terlalu kuat dan permintaan ini tidak diimbangi
dengan tersedianya barang yang disediakan oleh suatu perekonomian. Misalnya,
bertambahnya pengeluaran pemerintah yang dibiayai dengan mencetak uang, atau
bertambahnya permintaan luar negeri akan barang-barang ekspor atau juga karena
bertambahnya investasi karena adaya kredit yang murah.
Inflasi tekanan permintaan (Demand pull
inflation) adalah inflasi yang terjadi karena dominanya tekanan permintaan
agregat. Tekanan permintaan meneybabkan output perekonomian bertanbah, tetapi
disertai inflasi, doilihat dari makin tingginya harga umum. Dalam inflasi ini
tidak selalu berarti penawaran agregat tidak bertambah. Yang pasti, kalaupun
terjadi penawaran agregat, jumlahnya lebih kecil dibanding peningkatan
permintaan agregat.
b.
Cost push inflation
Yaitu inflasi yang timbul karena adanya
kenaikan biaya produksi, misalnya karena adanya desakan serikat buruh untuk
menaikkan tingkat upah minimum bagi karyawan suatu pabrik, atau naiknya harga
bahan bakar minyak.Berdasarkan darimana inflasi berasal
Berdasarkan penggolongan ini inflasi dibedakan
menjadi :
a.
Domestic inflation (inflasi yang berasal dari
dalam negeri)
Inflasi jenis ini timbul karena adanya
faktor-faktor dari dalam negeri yang menyebabkan terjadinya kenaikan harga.
Misalnya pemerintah menambah jumlah uang yang beredar, adanya peperangan,
bencana alam atau adanya kegagalan panen yang menyebabkan kekurangan bahan
makanan pokok.
b.
Imported inflation (inflasi yang penyebabnya
dari luar negeri)
Inflasi jenis ini timbul karena adanya kenaikan
haraga barang-barang diluar negeri dan barang-barang tersebut ddiimpor ke dalam
negeri.
2.
Dampak inflasi terhadap perekonomian
a. Inflasi
dapat mendorong penanaman modal spekulatif
Pada masa inflasi, seseorang akan merasa lebih
aman jika menginvestasikan modalnya dalam bentuk pembelian rumah atau barang
berharga lain daipada melakukan investasi yang produktif. Kondisi ini tidak
akan menaikkan investasi yang akan berdampak terhadap pendapatan nasional.
b. Tingkat
bunga meningkat dan akan mengurangi tingkat investasi
Dalam kondisi inflasi biasanya pemerintah akan
menaikkan tingkat suku bunga untuk mengurangi jumlah uang yang beredar didalam
masyarakat. Namun kenaikan tingkat bunga tersebut akan menyebabkan investor
enggan melakukan investasi karena bunga pinjaman yang harus dibayar menjadi
lebih tinggi. Pada kondisi ini, investor lebih suka menyimpan dana di bank dan
memperoleh pendapatan dari bunga tabungan.
c. Menimbulkan
ketidakpastian mengenai keadaan ekonomi dimasa yang akan datang.
d. Menimbulkan
masalah neraca perdagangan
Inflasi akan menyebabkan harag barang impor
menjadi lebih murah daripada barang yang dihasilkan di dalam negeri, karena itu
biasanya inflasi akan menyebabkan impor berkembang lebih cepat daripada
perkembangan ekspor.
3.
Teori Inflasi
Secara garis besar ada tiga kelompok teori
inflasi, masing-masing teori ini menyatakan aspek-aspek tertentu dari proses
inflasi dan masing-masing bukan teori inflasi yang lengkap yang mencakup semua
aspek penting dari proses kenaikan harga ini. Ketiga teori itu adalah teori
kuantitas, Keynes, dan Strukturalis.
a. Teori
Kuantitas Uang
Teori yang
paling tua mengenai Inflasi, namun teori ini masih sangat berguna untuk
menerangka proses Inflasi dijaman modern ini, terutama dinegara sedang berkembang.
Teori ini menyoroti peranan dalam proses inflasi dari jumlah uang beredar dan
psikologi (harapan) masyarakat mengenai kenaikan harga-harga (expectation).
Inti dari teori ini adalah: Inflasi hanya bisa terjadi kalau terjadi penambahan
volume uang yang beredar (apakah berupa penambahan uang kartal atau penambahan
uang giral tidak menjadi soal). Tanpa ada kenaikan jumlah uang yang beredar,
kejadian seperti, misalnya kegagalan panen hanya akan menaikkan harga-harga
untuk sementra waktu saja. Penambahan jumlah uang ibarat “bahan bakar” bagi api
inflasi. Bila jumlah uang tidak ditambah, inflasi akan berhenti dengan sendirinya,
apapun sebab musabab awal dari kenaikan harga tersebut.
Laju inflasi ditentukan oleh laju pertambahan
jumlah uang yang bereedar dan oleh psikologi (harapan) masyarakat mengenai
kenaikan harga-harga dimasa mendatang. Ada 3 kemungkinan keadaan.
Keadaan yang pertama adalah bila masyarakat tidak (atau belum)
mengharapkan harga-harga untuk naik
pada bulan-bulan mendatang.
Keadaan yang kedua adalah dimana masyarakat mulai sadar akan
adanya inflasi sehingga masyarakat
mengharapkan kenaikan harga.
Keadaan yang ketiga terjadi pada tahap inflasi yang lebih parah.
Dalam keadaan ini, orang-orang sudah
kehilangan kepercayaan terhadap nilai mata uang.
b. Teori
Keynes
Menurut Keynes, inflasi terjadi karena
masyarakat menginginkan barang dan jasa yang lebih besar dari pada yang mampu
disediakan oleh masyarakat itu sendiri. Proses inflasi menurut kelompok ini
adalah proses perebutan bagian rejeki diantara kelompok-kelompok sosial yang
menginginkan bagian yang lebih besar dari aa yang mampu disediakan oleh masyarakat.
Hal ini menimbulkan inlantiory gap karena permintaan total melebihi jumlah
barang yang tersedia. Golongan-golonga tersebut bisa pemerintah yang berusaha
memperoleh lebih banyak barang dengan cara mencetak uang untuk mendanai
kebutuhannya tersebut. Golongan yang lain bisa pengusaha-pengusaha yang ingin
melakukan investasi dengan mengambil kredit dari bank atau bisa juga serikat
buruh yang meminta kenaikan upah melebihi produktivitasnya.
c. Teori
Strukturalis
Teori ini mrmberikan ttitik tekan pada
ketegaran atau infleksibilitas dari struktur perekonomian negara sedang
berkambang berjalan sangat lambat dalam jangka panjang. Teori ini seringkali
diseut teori inflasi jangka panjang. Menurut teori ini ada dua ketegaran utama
yang dapat menimbulkan inflasi.
Pertama, ketidakelastisan penerimaan ekspor, yaitu
pertumbuhan nilai ekspor yang lamban dibandingkan dengan pertumbuhan sektor
lainnya. Hal ini disebabkan oleh dua faktor utama yaitu jrnis barang ekspor
yang kurang responsif terhadap kenaikan harga dan nilai tukar barang ekspor
yang semakin memburuk. Kedua hal inilah yang menyebabkan banyak negara
berkembang mengambil keputusan menggalakkan industri substitusi impor, meskipun
dengan biaya produksi yang lebih mahal dan kualitas yang lebih rendah. Dengan
demikian, industri substitusi impor ini dapat mengakibatkan inflasi yang
dikarenakan adanya ekonomi biaya tinggi.
Kedua, ketidakelastisan produksi bahan makanan
didalam negeri.dalam hal ini laju pertumbuhan bahan makanan didalam negeri
tidak secepat laju pertambahan penduduk dan laju pendapatan perkapita. Akibat
dari keadaan ini terjadi kenaikan harga barang-barang lainnya. Selanjutnya akan
muncul tuntutan dari para karyawan untuk memperoleh kenaikan upah, dengan
demikian akan menyebabkan kenaikan ongkos produksi, sehingga biaya produksi
total meningkat. Hal ini menyebabkan pengusaha meingkatkan harga-harga
produknya.
B. PENGANGGURAN
Pengangguran adalah istilah untuk orang yang
tidak mempunyai pekerjaan, sedang mencari pekerjaan, bekerja kurang dari dua
hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan
yang layak. Pengangguran ini adalah masalah makro, karena akibat dari
pengangguran ini berdampak pada perekonomian Negara dan masyarakat.
1.
Macam-macam Pengangguran
a.
Berdasarkan Jam Kerja
Berdasarkan jam kerja, pengangguran dikelompokkan
menjadi 3 macam :
1)
Pengangguran Terselubung (Disguissed
Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena
suatu alasan tertentu.
2)
Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah
tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan
pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja
yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.
3)
Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah
tenaga kerja yang sungguh - sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran
jenis ini cukup banyak karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah
berusaha secara maksimal.
b.
Berdasarkan Penyebab Terjadinya
Berdasarkan Penyebab Terjadinya Berdasarkan
penyebab terjadinya, pengangguran dikelompokkan menjadi 7 macam :
1)
Pengangguran friksional (frictional
unemployment)
Pengangguran friksional adalah pengangguran
yang sifatnya sementara yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan
kondisi geografis antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran pekerna
penganggur yang mencari lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi persyaratan
yang ditentukan pembuka lapangan kerja. Semakin maju suatu perekonomian suatu
daerah akan meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki
kualitas yang lebih baik dari sebelumnya. Contohnya : Perpindahan tenaga kerja
dari sektor pertanian ke sektor industri, untuk sementaramenganggur. Berhenti
dari pekerjaan yang lama, mencari pekerjaan yang baru yang lebih baik
2)
Pengangguran konjungtural (cycle unemployment)
Pengangguran konjungtoral adalah pengangguran
yang diakibatkan oleh perubahan gelombang ( naik – turunnya ) kehidupan
perekonomian / siklus ekonomi. Contohnya : Di suatu perusahaan ketika sedang
maju butuh tenaga kerja baru untuk perluasan usaha. Sebaliknya ketika usahanya
merugi terus maka akan terjadi PHK ( Pemutusan Hubungan Kerja ) atau pemecatan.
3)
Pengangguran struktural ( structural
unemployment )
Pengangguran struktural adalah pengangguran
yang diakibatkan oleh perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka
panjang. Contohnya : Suatu daerah yang tadinya agraris (pertanian) menjadi
daerah industri, maka tenaga bidang pertanian akan menganggur. Pengangguran
struktural bisa diakibatkan oleh beberapa kemungkinan, seperti:
·
Akibat permintaan berkurang
·
Akibat kemajuan dan pengguanaan teknologi
· Akibat kebijakan pemerintah
4)
Pengangguran musiman ( seasonal Unemployment )
Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur
karena adanya fluktuasi kegiaan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang
harus nganggur. Contohnya : pada musim panen, para petani bekerja dengan giat,
sementara sebelumnya banyak menganggur.
5)
Pengangguran teknologi
Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang
terjadi akibat perubahan atau penggantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin -
mesin. Contoh, sebelum ada penggilingan padi, orang yang berprofesi sebagai
penumbuk padi bekerja, setelah ada mesin penggilingan padi maka mereka tidak
bekerja lagi.
6)
Pengangguran Politis
Pengangguran ini terjadi karena adanya
peraturan pemerintah yang secara langsungatau tidak, mengakibatkan
pengangguran. Misalnya penutupan Bank - bank bermasalahsehingga menimbulkan
PHK.
7)
Pengangguran Deflatoir
Pengangguran deflatoir ini disebabkan tidak
cukup tersedianya lapangan pekerjaandalam perekonomian secara keseluruhan, atau
karena jumlah tenaga kerja melebihikesempatan kerja, maka timbullah
pengangguran.
2.
Penyebab Pengangguran
Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakatakan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya. Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan.Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik, keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi.Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara.
Daftar Referensi :
Komentar
Posting Komentar